Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Lestari Priansari Marsudi menegaskan isu Palestina adalah jantung politik luar negeri Indonesia. Menurutnya, selama ini Indonesia sudah berusaha berperan aktif di dunia internasional termasuk dalam mencarikan solusi bagi Palestina.
“Teman-teman pasti tahu isu Palestina, isu Palestina ini ada di jantung politik luar negeri Indonesia,” kata Retno saat mengisi kuliah umum dalam rangkaian kegiatan diplomacy festival di Balai Senat Universitas Gadjah Mada (UGM), Jumat (26/10/2018).
Retno menjelaskan, tujuan politik luar negeri Indonesia adalah menyelesaikan masalah bukan menjadi bagian dari masalah. Lewat politik luar negerinya, Indonesia berusaha berkontribusi bagi yang lain di dalam pergaulan dunia internasional.
Sementara dalam kasus Palestina, lanjut Retno, Indonesia tidak hanya berupaya memberikan dukungan polemik kepada negara yang sedang bersitegang dengan Israel tersebut. Namun Indonesia juga berusaha memberikan dukungan dalam bentuk lainnya.
“Untuk pertama kalinya Indonesia juga memberikan dukungan finansial dalam jumlah yang lumayan lah, untuk badan PBB yang mengurus mengenai masalah pengungsi Palestina,” ucap alumnus UGM ini.
“Jadi apa yang kita lakukan itu tidak hanya ngomong, tetapi juga kita lakukan dengan dukungan-dukungan yang konkret,” lanjutnya.
Selain Palestina, lanjut Retno, konflik di Afganistan juga menjadi perhatian pemerintah Indonesia. Memang negara di Timur Tengah tersebut sudah 40 tahun terakhir dilanda konflik berkepanjangan akibat perang saudara.
“Indonesia mencoba membantu untuk membangun kepercayaan di antara mereka (pihak yang berkonflik di Afganistan). Karena saling percaya sebagai sesama bangsa sangat penting artinya,” pungkas Retno.
