Kepengurusan Federasi Futsal Indonesia (FFI) periode 2014-2018 sudah berakhir. Kongres Luar Biasa pun saat ini sedang digelar FFI di Jakarta, untuk memilih kepengurusan baru periode 2018-2022.
Nama Hary Tanoesoedibjo (HT) kembali diapungkan untuk memimpin FFI empat tahun ke depan. Ketika dimintai pendapatnya mengenai hal tersebut, HT mencoba mengevaluasi apa saja yang telah dilakukannya dalam empat tahun terakhir kepengurusannya.
“Kalau saya perhatikan, dalam empat tahun kepengurusan saya, minat masyarakat terhadap futsal meningkat. Eksposur media juga meningkat pesat baik di televisi maupun streaming. Kompetisi resmi sudah banyak, laga persahabatan maupun profesional juga sudah lumayan banyak. Pelatih timnas dan klub juga kita punya dari internasional. Kemudian, klub futsal juga banyak di mana-mana. Namun kami masih jauh dari sempurna,” jelas HT.
Dia pun menuturkan, ingin FFI memiliki situs resmi yang bisa menjadi sumber berita seutuhnya untuk futsal di Tanah Air. Begitu juga dalam hal pengelolaan sosial media yang bisa lebih menyentuh generasi milenial.
“Intinya begini, ujungnya futsal itu harus jadi industri. Kalau sudah sponsor masuk, semuanya hidup. Klub akan hidup dan bukan hanya itu saja, hidup saja tak cukup. Bisa lebih baik lagi. Mereka bisa punya pelatih yang lebih bagus. Mereka bisa latihan lebih sering. Intinya kualitas lebih bagus kalau sudah jadi industri karena ada penghasilan. Pemain pun bisa jadi profesi. Itu perlu diperbaiki di kepengurusan berikutnya 2018-2022,” jelas bos salah satu media nasional di Indonesia itu.
Menurutnya, hal itu bisa tercapai jika ditunjang dengan kerja sama tim di FFI mulai dari pusat hingga level daerah maupun klub berjalan dengan baik.
Di samping itu, HT menuturkan FFI juga tidak ambil pusing terkait minimnya perhatian dari PSSI selaku induk yang menaungi mereka.
“Tidak perlu dipersoalkan karena kami independen. Meskipun secara organisasi kami bernaung di bawah PSSI, tapi aktivitas kami independen karena bisa biayai sendiri. Saya rasa itu bukan persoalan,” tegasnya.