Gempa bumi tektonik berkekuatan 5,1 skala richter (SR) mengguncang Kota Palu, Selasa (9/10) dini hari sekitar pukul 14.15 WIB. Gempa dilaporkan tidak berpotensi tsunami.
Berdasarkan reportase koresponden CNNIndonesia TV Teddy Zuhari, suara bergemuruh sempat terdengar sebelum gempa mengguncang ibu kota Sulawesi Tengah itu. Namun gempa tak hanya dirasakan oleh manusia yang tinggal di atasnya saja.
Gempa susulan yang membuat warga berhamburan mencari tempat yang aman itu juga menakutkan beberapa jenis binatang, khususnya rusa. Ada sekitar 5 rusa yang diduga turun dari wilayah dataran tinggi atau gunung berkeliaran di tengah Kota Palu usai merasakan getaran.
“Berdasarkan pengakuan warga, ini pertama kali mereka melihat rusa-rusa berkeliaran di tengah kota,” kata Teddy melaporkan kepada CNN Indonesia TV.
Hasil analisis Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan episenter gempa bumi terletak pada koordinat 0,9 LS dan 119,95 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 6 km arah timur Kota Palu pada kedalaman 10 km.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono menjelaskan dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, BMKG menjelaskan gempa bumi dangkal ini terjadi akibat aktivitas sesar palu koro. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme jenis strike-slip (sesar mendatar).
Berdasarkan informasi dari masyarakat, gempa bumi ini dirasakan di Kota Palu II SIG-BMKG (IV MMI). Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut.
Gempa ini merupakan bagian dari rangkaian aktivitas gempa susulan dari gempa utama 7,4 SR pekan lalu. BMKG mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
