Pesta demokrasi pemilu yang akan digelar 17 April mendatang, siap diamankan oleh aparat keamanan. Kegiatan pengamanan dilakukan untuk meminimalisir hoax yang beredar di tengah masyarakat.
“Aparat keamanan sudah siap untuk mengamankan pemilu, personil yang dikerahkan dari kepolisian dan aparat TNI itu sebanyak 593.812 personil, besar sekali, hampir sebagian personil kita,” kata Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam) Wiranto di gedung Kemenko Polhukan, ruang Nakula, Jl. Merdeka Barat, Jakarta, Rabu (20/3).
Wiranto pun menjamin keamanan pada saat sebelum dan sesudah pemilu akan terus dimaksimalkan.
Hal tersebut dilakukan untuk mengurangi ancaman gangguan dari pihak-pihak tidak bertanggung jawab.
“Iya, saya jamin, kami sudah memerintahkan dan menginstruksikan agar setiap daerah segera mengenali, menemukan dan mengatasi masalah segala ancaman dalam bentuk indeks kerawanan pemilu, hingga pada saatnya pemilu tidak akan ada masalah,” kata Wiranto.
Informasi yang beredar juga sepenuhnya tidak beralasan seperti berita-berita tidak jelas akan ada kerusuhan akibat gerakan masal ketika pemilu.
Wiranto pun menyampaikan bahwa masyarakat dapat berkontribusi dalam mencapai pemilu yang aman dengan cara tidak percaya akan adanya hoax.
“Tugas untuk mengamankan pemilu sebenarnya bukan hanya aparat keamanan, tapi kolaborasi antara keamanan dengan seluruh masyarakat,” tambah dia.